Komp. Perkantoran Marante, Jl. Poros Rantepao – Palopo KM.4, Lembang Tondon Kecamatan Tondon info@torajautarakab.go.id 085175359919

Workshop bertema "Geopark Toraja Menuju Geopark Nasional" resmi digelar Rabu (23/7/2025) di kawasan budaya Ke’te Kesu, Toraja Utara. Di tempat yang sama, berdiri tegak rumah adat berusia ratusan tahun dan pemakaman tebing eksotis yang kini tak sekadar monumen masa lalu, tapi fondasi arah baru pembangunan daerah.

Membuka kegiatan, Bupati Toraja Utara, Frederick Victor Palimbong, menyuarakan optimisme kuat bahwa Toraja Utara layak menjadi bagian dari jaringan geopark nasional, bahkan internasional.

“Yang akan menikmati hasil ini bukan hanya generasi kita, tetapi juga generasi mendatang. Jangan sampai kita meninggalkan warisan berupa kerusakan lingkungan dan ketidakpedulian terhadap budaya dan alam kita,” tegasnya.

Dijelaskan, dari total 60 usulan, 18 situs budaya dan alam di Toraja Utara telah ditetapkan untuk ditindaklanjuti sebagai bagian dari pengajuan geopark nasional. Dua di antaranya menjadi lokasi kegiatan workshop: Ke’te Kesu dan Kompleks Megalitikum Kalimbuang Bori, yang dikenal sebagai situs sakral peninggalan leluhur.

Kedua situs ini dinilai memenuhi tiga unsur utama geopark sebagaimana disyaratkan oleh UNESCO:

  • Keragaman geologi (geodiversity): lanskap batuan purba, megalitikum, dan warisan geologis kawasan karst.
  • Keragaman hayati (biodiversity): hutan tropis pegunungan dan ekosistem khas dataran tinggi Toraja.
  • Keragaman budaya (cultural diversity): tradisi arsitektur Tongkonan, ritual kematian, dan kehidupan adat yang masih terpelihara.

Geopark: Solusi Atas Eksploitasi yang Tak Seimbang

Workshop ini menjadi ruang konsolidasi arah pembangunan daerah yang lebih berpihak pada pelestarian dan keberlanjutan. Menurut Bupati, pendekatan geopark menawarkan solusi konkret atas praktik eksploitasi sumber daya alam yang selama ini justru minim memberi kontribusi ekonomi.

“PAD kita dari tambang galian C tidak sampai Rp70 juta. Sementara manfaat ekonomi dari konservasi jauh lebih besar, baik dari dukungan pemerintah pusat, Unesco, maupun pengelolaan wisata,” ungkapnya.

Untuk itu, Pemkab Toraja Utara telah menegaskan larangan aktivitas tambang ilegal di zona yang berpotensi menjadi bagian rencana taman bumi. Sebaliknya, pendekatan geowisata dan ekowisata didorong sebagai strategi utama pembangunan ekonomi lokal yang melibatkan masyarakat.

Pentingnya Keterlibatan Pers Dukung Kesadaran Pelestarian

Dalam sambutannya, Bupati juga menekankan pentingnya keterlibatan media massa sebagai mitra strategis dalam sosialisasi dan edukasi publik mengenai geopark.

 

“Saya menyambut baik teman-teman dari media yang membantu kita menyampaikan pentingnya inisiatif geopark ini ke masyarakat,” ujarnya.

 

Hadir sebagai pembicara dalam workshop ini Prana Rama Suaebo, inisiator Geopark Toraja bersama Dedi Irfan Bachir, General Manager Badan Pengelola UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep.

 

Kegiatan juga diikuti oleh Ketua Dekranasda Toraja Utara Ny. Damayanti Batti Palimbong, Kepala Bapperida Yohanis Rerung Sau, Kepala Disperkimtan Robyantha Popang, Sekdis Pariwisata Sobon Sarira, para camat beserta sejumlah tokoh masyarakat.

 

 

Diskominfo-SP - 2025